Jakarta, 14 Juni 2017 – Industri keuangan syariah di Indonesia merupakan ritel terbesar di dunia. Dengan mayoritas penduduk muslim menjadikan ekonomi syariah di Indonesia terus berkembang. Jika melihat data dari Bank Indonesia. hingga tahun 2016 tercatat ada 18 juta rekening simpanan nasabah pada 2.000 jaringan kantor Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
Perkembangan industri keuangan syariah yang semakin pesat baik dari sisi kuantitas, produk yang inovatif, serta kualitas layanan yang terus membaik mendorong Warta Ekonomi untuk memberikan apresiasi dengan menyelenggarakan Indonesia Sharia Finance Award (ISFA) 2017 dengan tujuan untuk menyoroti praktik bisnis terbaik di industri keuangan syariah.
Dengan menggunakan metode desk research dan quantitative research tim Warta Ekonomi mengumpulkan data-data seperti laporan keuangan tahun 2016 sebagai dasar melakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan syariah. Selain itu tim penilai juga melakukan survey terhadap beberapa responden di kota-kota besar pada April – Mei 2017.
Dalam ISFA 2017 terdapat tujuh kategori penghargaan yakni Consumer Choice, Best Reputation, Best Digital, Best Service, Most Reliable, Most Efficient dan Best Performance.
Pada ajang tersebut Bank BPD DIY terpilih sebagai The Winner of Indonesia Sharia Finance Award 2017 for Best Performance Sharia Unit Bank. Piagam penghargaan di terima langsung oleh Direktur Utama Bank BPD DIY, Bambang Setiawan di Hotel Le Meridien, Jakarta Selatan pada Rabu (14/06).
“Penghargaan ini membuktikan kinerja Bank BPD DIY Syariah, terima kasih kepada seluruh jajaran pegawai atas kerja keras dan kerja cerdasnya. Penghargaan ini akan menjadi penyemangat bagi kami untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan” ungkapnya.
Bank BPD DIY Syariah berhasil meraih penghargaan terebut berdasarkan observasi dan penilaian tim juri terhadap kinerja perusahaan dalam setahun terakhir.
Hingga akhir Mei 2017 aset Bank BPD DIY Syariah tercatat sebesar Rp626,418 miliar dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp374,801 milir. Sementara jumlah pembiayaan mencapai Rp440,427 miliar dengan Non Performing Financing (NPF) hanya sebesar 1,64%. |