Yogyakarta, 22 Oktober 2016 – Suasana berbeda terlihat di kantor pusat Bank BPD DIY, Jl. Tentara Pelajar no 7 Yogyakarta pada Sabtu (22/10) sore. Kantor yang biasanya sepi dikarenakan hari libur mendadak ramai. Hal tersebut dikarenakan Bank BPD DIY menggelar doa bersama menyambut HUT ke-55 yang diikuti oleh jajaran Dewan Komisaris, Dean Pengawas Syariah, Direksi, pegawai, purnabhakti, santri dari pondok beberapa pondok pesantren yakni pndok Ma’had Tahfidzil Qur’an Muhammadiyah “Ibnu Juraimi”, Pondok Pesantren Tahfidz “Nurani Insani” dan Majelis Taklim “Khusnul Khotimah” serta masyarakat sekitar.
Menurut Direktur Utama Bank BPD DIY, Bambang Setiawan, doa bersama tersebut diselenggarakan selain untuk memeringati HUT Bank BPD DIY ke-55 juga sebagai upaya untuk memupuk spiritualitas, kebersamaan dan keberagaman keluarga besar Bank BPD DIY dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
“Doa merupakan pengharapan manusia kepada Tuhannya, oleh sebab itu doa bersama ini kami lakukan dengan harapan terjadi harmonisasi di Bank BPD DIY, meningkatkan spiritualitas dan silaturahmi keluarga besar Bank BPD DIY” katanya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa spiritualitas dan bisnis tidaklah salin meniadakan, tidaklah saling menafikan bahkan saling mendukung. Spiritualitas dalam perusahaan akan menghasilkan lima hal yakni kejujuran, semangat, ide dan inisiatif, kebijaksanaan dan keberanian dalam mengambil keputusan yang akhirnya akan meningkatkan kinerja dan berimbas pada majunya perusahaan.
Acara pada sore tersebut diawali dengan tadarus Al-Qur’an 30 juz yang dimulai pukul 15.30 WIB oleh para santri dan keluarga besar Bank BPD DIY. Dilanjutkan dengan penyampaian tausiah oleh Ustadz DR. H.A Malik Madani seusai sholat isya’ berjamaah.
Ustadz DR. H.A Malik Madani menyampaikan bahwa yang dilakukan Bank BPD DIY termasuk hal yang langka karena dalam memeringati HUT biasanya dilakukan dengan kegiatan yang bersifat hura-hura.
“Acara Bank BPD DIY berdoa ini merupakan kegiatan yang sangat baik dan patut ditiru, sesuatu yang jarang kita temui” ungkapnya
Dalam tausiahnya ia menyampaikan beberapa hal diantaranya tiga golongan manusia dalam menyikapi pertambahan usia yakni manusia yang beruntung karena hari ini lebih baik dari pada hari kemarin, manusia yang rugi karena hari ini sama dengan hari kemarin dan manusia yang celaka karena hari ini lebih buruk dari pada hari kemarin.
Acara diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz DR. H.A Malik Madani. |